Tradisi Perayaan 17 Agustus



Wajah Indonesia sudah banyak berubah 68 tahun sejak para proklamator (Soekarno-Hatta) mendeklarasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1945. Banyak pembangunan yang telah dikerjakan dalam berbagai orde Pemerintahan (Orde Lama; Orde Baru; Orde Reformasi). NKRI diharapkan akan terus tumbuh menjadi Negara maju berbekal Sumber Daya Alam yang melimpah dan Jumlah Penduduk yang dapat menjadi product market dari Industri dalam Negeri, namun dengan persyaratan adanya pemerataan tingkat pendidikan dan Pemerintahan yang bersih (Good Governance).

Hal yang paling saya ingat sejak saya kecil, setelah peringatan detik-detik proklamasi pada setiap upacara 17 Agustus, lazimnya diikuti dengan perlombaan-perlombaan tradisional di tiap Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) masing-masing seperti: lomba makan kerupuk; lomba balap karung; lomba balap kelereng; lomba joget balon; lomba masukan jarum dalam botol; lomba panjat pinang; dan perlombaan lainnya.
Sekilas perlombaan tersebut terkesan simple dan kurang berbobot, namun filosofi di dalamnya penuh makna dalam pola pendidikan dan tumbuh kembang anak. Dengan adanya perlombaan tersebut mengajarkan anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, belajar bekerjasama dalam tim; belajar berkomunikasi; dan belajar berorganisasi. Setidaknya lebih bermanfaat dibandingkan dengan gaya hidup anak zaman sekarang yang lebih senang bermain dengan gadget game virtual, dan cenderung mendidik anak menjadi introvert.
Gerakan melestarikan tradisi lama seperti sedang dilakukan Lingkungan II RT 07; 08; 10 Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjung Karang Timur Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung, meskipun dengan situasi dan kondisi yang sangat minim lahan kosong untuk pelaksanaan acara. Namun setidaknya hal ini cukup menarik antusias warga yang rindu pada moment langka tersebut.

Post a Comment

Previous Post Next Post