Fatloss Programme (biar pede pake kaos lagi)




Perut ku dulu tak begini, bikin kaos tak catchy lagi!! yups sekelumit kalimat tersebut terbesit dalam hati saat beberapa waktu lalu (19 Juni 2013) mengunjungi Ouval Reseach Store di Kota Bandung bersama rekan saya Irfan (@ranger_buzztard), ketika mencoba beberapa produk kaos ouval RSCH di fitting room. Perasan desain baju ini keren deh saat di display, tapi kok pas dipake tetep kurang pede pada bagian perut yang agak gendut???

Seketika saya jadi teringat ucapan salah satu rekan lainya (@indra_aditya02) yang pernah bilang “kalo badan kita bagus pake kaos murah pun terkesan bagus, tapi kalo badan kita kurang proporsional pake baju mahal sekalipun tetap terasa kurang pas”

Memang saya dulu sempat rajin berlatih fitness di gym sejak tahun 2008, bukan untuk body building tapi hanya sekedar body fit (memperbaiki postur tubuh yang kurus, hehe). Saat masih aktif berlatih tubuh saya terasa selalu bugar dan jarang sakit, postur tubuh pun ideal untuk pake kaos apapun. Hal tersebut sangatlah wajar mengingat saat masih aktif fitness saya memiliki pola hidup yang sehat: olah raga teratur; jam tidur teratur; makan yang sehat.


Kembali lagi ke topik permasalahan, bagaimana cara mengubah bentuk perut “buncit” ini? Menurut saya tidak ada jalan lain selain kembali berlatih teratur fitness di gym diimbangi dengan laihan cardio pembakar lemak, karena dengan sendirinya akan diikuti dengan pola makan dan tidur yang sehat. Namun permasalahan yang cukup sulit adalah kemauan untuk memulainya.

Saya sempat looking around beberapa tempat fitness di Bandar Lampung, di antaranya Club Verde Dome Sport Arena dan Sheraton Hotel Gym, keduanya memiliki fasilitas yang sangat lengkap namun sayangnya belum dapat diterima dari sisi kelayakan anggaran (terlalu mahal harganya buat saya). Akhirnya saya kembali lagi ke Spartan Gym yang terletak di seberang Lapangan Enggal, dengan harga member bulanan cukup terjangkau bagi saya yaitu Rp 125.000,- dengan fasilitas yang lumayan lengkap mayoritas terdiri dari mesin semi otomatis, cabel television, dan termasuk treadmill otomatis guna pendukung latihan cardio. Untuk mendukung aktivitas fitness saya pun meminta bantuan seorang Personal Trainer yang bersertifikat, dalam sesi konsultasi awal dapat disimpulkan bahwa yang saya butuhkan adalah fatloss programme (program pengurang lemak). Hal tersebut mempertimbangkan berat badan saya saat ini 65 Kg adalah cukup ideal dengan tinggi badan saya 173cm, namun komposisi dari tubuh saya saat ini yang tidak ideal karena terlalu banyak masa lemak dibandingkan dengan masa otot. Sehingga dibutuhkan latihan beban yang pas untuk dapat mengubah masa lemak menjadi masa otot.


Di sisi lain Personal Trainer saya juga mengingatkan bahwa latihan beban yang maksimal hanya dapat  membantu mengurangi lemak sebesar 30%, sedangkan sisanya 70% tergantung pada apa yang saya makan. Oleh karenanya saya disarankan untuk selektif memilih makanan antara lain: mengurangi konsumsi nasi putih (tinggi karbohidrat) dan menggantinya dengan nasi merah (tinggi serat dan protein); mengurangi makanan berminyak, makanan manis (glukosa) dan makanan asin (sodium), tidak minum air dingin maupun minuman bersoda.

Fiuhhh... cukup menderita awalnya, namun sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa dan mencintai makanan dan pola hidup sehat. Bila hal ini tetap terjaga maka fatloss programme bisa mencapai tujuan yang optimal. No Pain No Gain!!!

3 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post