Dalam setiap sesi
pelatihan manajemen, aspek kepemimpinan (leadership)
cenderung lebih sering menjadi topik pembahasan dibandingkan dengan aspek
kepengikutan (followership). Hal ini
secara alamiah dapatlah dimaklumi, mengingat pada umumnya manusia lebih suka
berbicara dan mengatur dari pada mendengarkan dan mengikuti. Namun secara tidak
sadar, suka tidak suka atau pun mau tidak mau setiap orang memiliki sisi
followership dalam setiap kehidupannya.
Secara harfiah,
kepemimpinan (leadership) dapat
diartikan sebagai proses memengaruhi atau member contoh oleh pemimpin kepada
pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sedangkan kepengikutan (followership) dapa diartikan sebagai
kesedian bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, memperlihatkan kemampuan
bekerjasama dalam kelompok dan membangun suasana saling mendukung dalam
kelompok. Setiap orang harus menguasai followership
jika ingin menjadi pemimpin yang baik, jika seseorang telah memahami how to be a good follower, maka tidak
akan sulit baginya untuk menjadi a good
leader.
Seorang pemimpin
dalam keseharian kehidupannya akan terus menerus memberikan pengaruh yang baik
bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Sebaliknya seorang follower
akan melakukan apa yang diinginkan atasnya dengan performance yang terbaik yang dapat diberikan sebagai bentuk
pengabdian dan loyalitas kepada pimpinan. Bila seorang pemimpin memahami sisi followership, maka dapat menghindarkan
pemimpin dari sikap kepemimpinan yang otoriter yang salah.
Bagi sebuah
organisasi perusahaan, mutlak diperlukan keseimbangan antara leadership dan followership bagi setiap pekerja yang ada di dalam organisasi
perusahaan. Setiap pekerja harus memahami posisinya masing-masing, apakah
menjadi seorang leader atau seorang follower sesuai jabatan yang diamantkan masing-masing.
Seorang pimpinan dalam perusahaan harus mencontohkan sikap diri yang baik dan
bertanggung jawab, sehingga dapat dijadikan keteladanan bagi pekerja
bawahannya. Di sisi berlainan, seorang bawahan harus memiliki sikap pengabdian
dan loyalitas terhadap perintah dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh atasan.
Apabila tercapai keharmonisan antara leader
dan follower, maka perusahaan
tersebut akan menjadi profitable.
Leadership dan followership merupakan dua hal yang terpisahkan dalam skala waktu,
lambat laun seorang follower akan
menjadi seorang leader, bila dengan bijak
mempelajari seni kepemimpinan yang baik dari pemimpin terdahulu. Sedangkan seorang
pemimpin bila menjalankan amanat jabatannya dengan baik maka kisahnya tak
lekang oleh waktu untuk dapat selalu dikenang.
Post a Comment