Tahun 2014 yang merupakan tahun politik, tak
terasa akan bergulir dalam beberapa bulan ke depan (saat ini bulan November
2013). Bagi sebagian orang hal tersebut dapat dipandang sebagai kesempatan
untuk mendapatkan “peruntungan jabatan” sebagai wakil rakyat yang terhormat (officium nobile), baik di tingkat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI, maupun
Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI.
Untuk menggapai harapan tersebut segala upaya kampanye
akan dilakukan oleh Para Calon Anggota Legislatif (Caleg), mulai dari
pemasangan spanduk/poster di sepanjang jalan, menjadi sponsor dalam beberapa
acara di kampung/kecamatan, yang tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit
jumlahnya. Pertanyaan dasar yang menyeruak adalah apakah model “promosi Caleg”
tersebut efektif?
Secara pribadi saya katakan bahwa hal tersebut
bukanlah model kampanye yang efektif. Saya umpamakan dengan model kampanye
poster/spanduk yang berisi Foto Caleg, Nomor Urut, dan Partai, yang sampai
dengan detik ini belum menggugah hati saya untuk memilih para caleg tersebut.
Sebaliknya kadang hati kecil saya justru berkata tuh Caleg kepedean banget ya?
Pasang foto big size di tempat publik
dengan pose innocent berpeci atau
berjilbab (tapi tetap aja wajahnya gak terlihat innocent menurut saya).
Terlepas dari cara kampanye yang
ortodoks, menurut saya sudah saatnya Para Caleg berani mengubah mainstream dalam berkampanye, yang tidak
hanya cukup menggunakan media gambar, namun kiranya dapat menggunakan
alternatif media kampanye sebagai berikut:
- Penggunaan situs jejaring sosial seperti twitter, seperti lazimnya para pesohor di penjuru dunia yang mendekatkan dirinya melalui akun official twitter. Sehingga masyarakat dapat melihat “kecerdasan” Para Caleg dari tweet-tweet yang dikirim, fokus percapakan, kemampuan berkomunikasi, maupun seberapa banyak follower yang dimilikinya;
- Terlibat langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti menjadi sukarelawan maupun menjadi pengajar dalam sekolah rakyat anak jalanan/yatim piatu;
- Menjadi pembicara dalam seminar publik;
- Menulis buah pikiran di media massa (koran lokal/nasional) maupun akun penulisan opini pribadi (blog) tentang solusi permasalahan terkini.
Pendek kata untuk mendapatkan simpati masyakat
dalam Pemilu 2014, Para Caleg tidak cukup hanya bermodal foto big size yang dipajang ditempat umum.
Masyarakat sekarang lebih kritis dan ingin lebih tahu tentang
kemampuan/kecerdasan dari Para Caleg, sebelum memegang amanah rakyat di bidang legislatif.
Post a Comment