Catatan Lampung Tur Krakatau 2017


Jumat 25 April 2017 pukul 06:00 WIB, seluruh Peserta dan Panitia Lampung Tur Krakatau 2017 yang berjumlah +230 orang berkumpul di Lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung. Setelah melakukan daftar ulang dan briefing yang dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung (Bpk. Budiharto), perjalanan dimulai pukul 06:45 WIB dengan menggunakan 8 Bus milik Pemerintah Provinsi Lampung.

Lampung Tur Krakatau merupakan salah satu agenda dari Lampung Krakatau Festival yang digelar setiap tahun oleh Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Lampung, bertujuan untuk mengenalkan budaya dan pariwisata yang ada di Provinsi Lampung. Dyandra Promosindo ditunjuk sebagai penyelenggara serangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival 2017: Lampung Bay Marathon (20 Agustus 2017); Tur Krakatau (25-27 Agustus 2017); Pesona Kemilau (25-27 Agustus 2017); Parade Budaya (27 Agustus 2017).

Pada kesempatan ini, Saya beserta Istri Tercinta (Essy Refikha) tergabung dalam Bus 3 yang berisi 20 peserta dan 2 panitia dari Dyandra Promosindo yang membantu mengkordinir peserta selama kegiatan tur berlangsung berdasarkan susunan acara yang telah ditetapkan. Peserta Tur terdiri: peserta kontes video instagram, komunitas blogger, insan pers, dan tamu undangan.

Sekitar pukul 08:30 WIB, rombongan bus tiba di Dermaga Bom Kalianda Kabupaten Lanpung Selatan, yang disambut oleh  jajaran Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Dalam kesempatan tersebut seluruh peserta tur menikmati sajian sarapan/snack pagi dan seremoni pertunjukan budaya yang ditutup dengan doa untuk kelancaran pelaksanaan Lampung Tur Krakatau. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Selatan (Bpk. Ir. Fredy SM, MS), selain Anak Gunung Krakatau juga terdapat beberapa objek wisata di Kabupaten Lampung Selatan dengan garis pantai sepanjang 182 Km yang tidak kalah menarik antara lain: Wisata Air Panas Way Belerang dan Wisata Batu Tulis di Palas.

Rombongan Tur Krakatau pada pukul 09:45 WIB mulai bertolak menuju Pulau Sebesi menggunakan beberapa kapal wisata dengan kawalan kapal patroli Polair Lampung. Kami menumpang Indahnesia dengan manifest penumpang 30 orang, dilengkapi dengan fasilitas keselamatan life jacket.

Perjalanan laut yang memakan waktu sekitar 2 jam melewati Pulau Sebuku, dengan cuaca yang cerah meskipun ombak sedikit tinggi yang membuat sebagian peserta tur krakatau “mabuk laut” termasuk saya, hehe. Tiba di Pulau Sebesi pukul 11:50 WIB rombangan langsung disambut hangat oleh marching band siswa-siswi Pulau Sebesi disaksikan penduduk setempat. Dilanjutkan dengan pembagian penginapan yang menempati cottage milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan dan sebagian di homestay dadakan milik penduduk setempat.

Adzan berkumandang menandakan tiba waktunya untuk sholat Jumat, dan saya beserta peserta tur lainnya pun mengikuti asal suara adzan yang mengarah ke Masjid Al Iman Desa Tejang Sebesi, yang berjarak sekitar 300 meter dari homestay tempat saya menginap.

Lampung Festival Krakatau 2017 merupakan even penyelenggaraan yang ke 27, bertujuan untuk melestarikan kebudayaan dan pariwisata Lampung dengan harapan agar lebih dikenal ditingkat domestik maupun internasional. Sekaligus memperingati peristiwa meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883, yang memakan banyak korban jiwa dan harta benda.

Pasca sholat jumat merupakan sesi santai (free time) yang dimanfaatkan peserta tur untuk menikmati keindahan pantai Pulau Sebesi dengan berjalan di tepi pantai, snorkeling, swafoto, emmancing atau pun berkano, selain berwisata ke Pulau Umang-Umang yang masih terjaga keasriannya.

Acara dilanjutkan kembali pukul 20:00 WIB, seluruh peserta tur berkumpul di Aula Pulau Sebesi, dibuka dengan tari bedana oleh pemuda-pemudi setempat dilanjutkan dengan sesi sambutan dari Perwakilan Kementerian Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung, Uspika Rajabasa. Dalam sesi sambutan dari unsur Uspika tersebut didapatkan informasi bahwa Pulau Sebesi secara administratif berada di Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan dengan luas sekitar 2.620 hektare yang dihuni +780 KK (lebih dari 2.000 jiwa penduduk) dengan mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Inti dari pertemuan pada malam tersebut adalah untuk membahas teknis kunjungan ke lokasi anak gunung Krakatau, dengan mempertimbangkan aspek keselamatan dikarenakan masih berstatus gunung berapi aktif. Pertemuan selesai sekitar pukul 22:00 WIB dengan kesimpulan seluruh peserta tur besok diperkenankan untuk melakukan pendakian anak gunung Krakatau.

Sabtu 26 September 2017 dini hari pukul 03:00 WIB, panitia berkeliling cottage dan “homestay” untuk melakukan wake up call kepada seluruh peserta tur untuk segera berkemas dan berkumpul di dermaga Pulau Sebesi. Setelah dilakukan pengecekan jumlah manifest penumpang kapal sesuai dengan jumlah panitia dan peserta, maka pelayaran ke anak gunung Krakatau dimulai sekitar pukul 04:00 WIB diiringi ombak yang bersahabat.

Setelah 2 jam pelayaran akhirnya tampak juga jajaran gunung Krakatau yang gagah dan bersejarah, kapal yang kami tumpangi bersandar ke tepi pantai anak gunung Krakatau. Kami disambut oleh rekan-rekan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Lampung yang bertugas mengamati aktivitas vulkanik gunung anak Krakatau.

Finally we are here, kesan pertama saat menginjakan kaki di pantai Cagar Alam Krakatau. Pasir hitam yang lembut terasa saat dipijak sebagai tanda hasil dari aktivitas vulkanik yang telah berlungsung cukup lama. Panitia dan Tim BKSDA Provinsi Lampung memberikan arahan kepada seluruh peserta tur sebelum memulai pendakian anak gunung Krakatau, khususnya mengenai rute pendakian, zona aman batasan ketinggian pendakian dan larangan merusak tanaman. Sebelum melakukan pendakian, panitia telah menyediakan sarapan kepada seluruh peserta tur.

Keberadaan 2 unit Kamar Mandi (water closet) di Cagar Alam Krakatau, menjadi pusat antrian peserta tur dengan segala hajatnya. Sekilas tak ada yang aneh saat memasuki kamar mandi tersebut, namun ternyata air yang digunakan suhunya cukup panas bila terkena kulit, jadi harus hati-hati saat bersih-bersih setelah buang hajat, hehe. Ternyata sumber air berasal dari sumur kecil yang cukup dangkal terletak tak jauh di sebelah kamar mandi.

Sekitar pukul 07:30 WIB dipandu petugas BKSDA Provinsi Lampung kami melakukan pendakian anak gunung Krakatau. Rute pendakian melalui jalan setapak dengan kemiringan 45 derajat menanjak. Di awal pendakian kami menjumpai tanaman hutan yang cukup rindang, dengan mayoritas tanaman pinus.

Setelah 10 menit melakukan pendakian, keringat mulai membasahi baju. Namun hal tersebut tidak memadamkan semangat peserta tur untuk terus melakukan pendakian. Untuk diketahui medan pendakian Cagar Alam Krakatau terdiri dari batu krikil dan pasir vulkanik sehingga agak sedikit menghambat langkah kaki dalam melakukan pendakian. Dengan penuh perjuangan akhirnya seluruh peserta tur mencapai puncak Anak Gunung Krakatau yang eksotik.

Rasa lelah pendakian seketika hilang saat menyaksikan secara langsung keindahan alam di atas puncak Anak Gunung Krakatau. Peserta tur mengabadikan momen langka tersebut melalui foto dan video menggunakan kamera digitak atau pun smartphone. Sungguh hal yang mengagumkan melihat kebesaran Anak Gunung Krakatau yang baru muncul setelah meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883, yang memakan banyak korban jiwa dan harta benda.

Sekitar pukul sekitar 09:30 WIB sesuai rundown yang telah disusun, Panitia meminta seluruh peserta tur untuk kembali ke kapal, untuk selanjutnya berlayar kembali ke Dermaga Bom Kalianda yang memakan waktu sekitar 4 jam perjalanan. Ombak pada waktu itu cukup tinggi disertai hembusan angin yang kencang membuat sebagian peserta tur “mabuk laut”.


-->
Tiba di Dermaga Bom Kalianda sekitar pukul 13:00 WIB, kami langsung disambut oleh rombongan Bus Trans Lampung yang telah dipersiapkan panitia untuk mengantarkan kami kembali ke Bandar Lampung. Meskipun telah melalui perjalanan cukup selama 2 hari 1 malam, namun tidak terlintas raut kelelahan di wajah para peserta tur. Tak terasa jam mendekati pukul 15:00 WIB dan bus yang kami tumpangi telah tiba di Bundaran Gajah salah satu icon Kota Bandar Lampung, yang penuh keramaian warga yang sedang menyaksikan parade budaya sebagai penutup Lampung Krakatau Festival 2017. Terima kasih untuk Pemerintah Provinsi Lampung, Dinas Pariwisata Provinsi Lampung dan segenap Panitia penyelenggara Tur Kratatau 2017. My Trip My Adventure!! #LKF2017





Post a Comment

Previous Post Next Post